begini lah hidup bakalan penuh dengan ke geje-an.. krn itu gw mengarang saja..
Story 1.
Okazaki Reika Kitagawa adalah nama perempuan itu , perempuan yang sangat semangat dan selalu menebarkan senyum lebarnya kepada semua orang di depannya. Okazaki Hoko Rekito adalah nama ayahnya yang adalah seorang tentara dengan jabatan tertinggi dan menguasai daerah Bandung. saya adalah Riki Adriansyah seorang anak pembantu dan bekerja di kediaman Okazaki yang terkenal dengan kekejamannya. Reika adalah buah hasil dari perbuatan tuan Okazaki dengan seorang wanita indonesia. Sebenarnya tuan Okazaki sudah memiliki istri , dan ketika itu tuan Okazaki sangat haus akan wanita sehingga membuahi banyak wanita. Namun karena perbuatannya ketahuan oleh istrinya, anak hasil dari perbuatannya diangkat dan dirawat dikediamannya dengan rasa benci dan rasa dendam, menurut istri nya dengan membiarkan anak itu hidup di kediamannya , beliau bisa dengan mudahnya balas dendam sebagai pelampiasan kepada wanita yang telah merayu suaminya.
ibuku adalah orang kepercayaan kediaman Okazaki untuk merawat rumah , memasak , dan membersihkan kotoran disini. Ibuku adalah ketua pembantu disini. aku dibiarkan tinggal disini karena aku bisa membantu tukang kebun untuk merawat kebun. ayahku telah meninggal pada perang ketika melawan belanda, dia adalah pejuang yang amat tangguh meskipun aku sudah melupakan wajahnya, tetapi badan gagahnya serta kebenariannya adalah cermin bagiku. ibu selalu berkata , "jangan kau berani mcam-macam dirumah ini, apalagi terhadap putri Reika , kau bisa-bisa digorok oleh tuan Kitagawa, bersyukurlah kita memiliki tempat tinggal dan tidak dibiarkan tinggal dijalanan kelaparan." sebenarnya tanpa mengatakan itupun aku tidak akan pernah mengganggu putri angkuh itu, pasti dia mirip sekali dengan ayahnya, apalagi dengan latar belakang seperti itu dia pasti amat membenci keluarganya. umur putri Reika seumur denganku hanya dia lebih muda dariku , aku tidak pernah melihatnya secara langsung , namun menurut pendapatku pasti dia memiliki wajah yang jahat seperti ayahnya.
pada hari itu matahari begitu terik menyinari siang yang sangat panas , aku sedang membantu pak djoko untuk memotong rumput. suara ibu terdengar dari kejauhan "RIKIII !" entah mengapa beliau harus berteriak hanya untuk memanggilku saja.
"ada apa bu ? kenapa harus berteriak?"
tanya ku setelah menghampiri ibu.
"ibu disuruh nyonya untuk belanja , kau bantulah ibu untuk menyediakan makanan yang telah ibu sediakan di dapur untuk nyonya Reika, dia sedang sakit, cepatlah !"
"menyediakan makanan untuk putri angkuh itu ? ke kamarnya langsung?"
"dengar riki, dia bukan putri angkuh , dan dengarkan perintah ibu!"
ucap ibu setelah itu bergegas pergi untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh nyonya kitagawa. aku dengan perasaan setengah-setengah terpaksa mengambil makanan untuk putri angkuh.
tok..tok.. bunyi ketuk pintu yang ku ketuk di pintu kamar putri angkuh.
"masuk bi..."
balas suara dari dalam kamar , aku sedikit kaget dengan kata-katanya, karena biasanya orang-orang dirumah ini berbicara dengan bahas jepang. dan mungkin dia tidak tahu kalau yang mengantarkan makanan bukan seorang bibi.
"Aijin e no shokuryō no kono josei."
ucapku sembari memasuki kamar putri angkuh itu. namun setelah melihat wajahnya aku sedikit berubah pikiran , wajah putri angkuh ini sangat manis, tapi belum tentu sifatnya begitu juga.
"ooh.. taruh saja di meja , ternyata yang mengantar makanan bukan bi inem tetapi anaknya, siapa nama anda? saya belum pernah bertemu dengan anda , senangnya dapat berjumpa dengan seseorang yang seumur dengan saya."
ucap putri itu. aku sangat terkejut , putri ini amat lancar berbahasa indonesia , aku sampai bingung aku harus menjawab dengan bahasa indonesia atau jepang.
"ah..nyonya pintar sekali berbahasa indonesia." jawabku
"ah, baru pertama kali kita bertemu ya , saya jarang berbicara kepada orang dirumah ini , dan saya lebih sering berbicara dengan bi inem , ibumu." jawab putri itu sambil tersenyum.
"saya sedikit terkejut , putri amat pintar berbahasa indonesia." ucapku secara tidak sengaja keluar begitu saja dari mulutku , oh tidak aku telah memanggilnya putri,dia pasti akan marah.
"putri ? apa itu putri?" tanya nya sambil menunjukan wajah penuh penasaran. aku sedikit beruntung dengan keterbatasan bahasa indonesianya itu.
"putri adalah kata lain untuk nyonya. kalau begitu saya permisi." ucapku sambil bergegas meninggalkan kamarnya.
"hei tunggu!" jawab putri itu dari kejauhan yang tidak aku hiraukan sambil menutup kamarnya.
Story 1.
Okazaki Reika Kitagawa adalah nama perempuan itu , perempuan yang sangat semangat dan selalu menebarkan senyum lebarnya kepada semua orang di depannya. Okazaki Hoko Rekito adalah nama ayahnya yang adalah seorang tentara dengan jabatan tertinggi dan menguasai daerah Bandung. saya adalah Riki Adriansyah seorang anak pembantu dan bekerja di kediaman Okazaki yang terkenal dengan kekejamannya. Reika adalah buah hasil dari perbuatan tuan Okazaki dengan seorang wanita indonesia. Sebenarnya tuan Okazaki sudah memiliki istri , dan ketika itu tuan Okazaki sangat haus akan wanita sehingga membuahi banyak wanita. Namun karena perbuatannya ketahuan oleh istrinya, anak hasil dari perbuatannya diangkat dan dirawat dikediamannya dengan rasa benci dan rasa dendam, menurut istri nya dengan membiarkan anak itu hidup di kediamannya , beliau bisa dengan mudahnya balas dendam sebagai pelampiasan kepada wanita yang telah merayu suaminya.
ibuku adalah orang kepercayaan kediaman Okazaki untuk merawat rumah , memasak , dan membersihkan kotoran disini. Ibuku adalah ketua pembantu disini. aku dibiarkan tinggal disini karena aku bisa membantu tukang kebun untuk merawat kebun. ayahku telah meninggal pada perang ketika melawan belanda, dia adalah pejuang yang amat tangguh meskipun aku sudah melupakan wajahnya, tetapi badan gagahnya serta kebenariannya adalah cermin bagiku. ibu selalu berkata , "jangan kau berani mcam-macam dirumah ini, apalagi terhadap putri Reika , kau bisa-bisa digorok oleh tuan Kitagawa, bersyukurlah kita memiliki tempat tinggal dan tidak dibiarkan tinggal dijalanan kelaparan." sebenarnya tanpa mengatakan itupun aku tidak akan pernah mengganggu putri angkuh itu, pasti dia mirip sekali dengan ayahnya, apalagi dengan latar belakang seperti itu dia pasti amat membenci keluarganya. umur putri Reika seumur denganku hanya dia lebih muda dariku , aku tidak pernah melihatnya secara langsung , namun menurut pendapatku pasti dia memiliki wajah yang jahat seperti ayahnya.
pada hari itu matahari begitu terik menyinari siang yang sangat panas , aku sedang membantu pak djoko untuk memotong rumput. suara ibu terdengar dari kejauhan "RIKIII !" entah mengapa beliau harus berteriak hanya untuk memanggilku saja.
"ada apa bu ? kenapa harus berteriak?"
tanya ku setelah menghampiri ibu.
"ibu disuruh nyonya untuk belanja , kau bantulah ibu untuk menyediakan makanan yang telah ibu sediakan di dapur untuk nyonya Reika, dia sedang sakit, cepatlah !"
"menyediakan makanan untuk putri angkuh itu ? ke kamarnya langsung?"
"dengar riki, dia bukan putri angkuh , dan dengarkan perintah ibu!"
ucap ibu setelah itu bergegas pergi untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh nyonya kitagawa. aku dengan perasaan setengah-setengah terpaksa mengambil makanan untuk putri angkuh.
tok..tok.. bunyi ketuk pintu yang ku ketuk di pintu kamar putri angkuh.
"masuk bi..."
balas suara dari dalam kamar , aku sedikit kaget dengan kata-katanya, karena biasanya orang-orang dirumah ini berbicara dengan bahas jepang. dan mungkin dia tidak tahu kalau yang mengantarkan makanan bukan seorang bibi.
"Aijin e no shokuryō no kono josei."
ucapku sembari memasuki kamar putri angkuh itu. namun setelah melihat wajahnya aku sedikit berubah pikiran , wajah putri angkuh ini sangat manis, tapi belum tentu sifatnya begitu juga.
"ooh.. taruh saja di meja , ternyata yang mengantar makanan bukan bi inem tetapi anaknya, siapa nama anda? saya belum pernah bertemu dengan anda , senangnya dapat berjumpa dengan seseorang yang seumur dengan saya."
ucap putri itu. aku sangat terkejut , putri ini amat lancar berbahasa indonesia , aku sampai bingung aku harus menjawab dengan bahasa indonesia atau jepang.
"ah..nyonya pintar sekali berbahasa indonesia." jawabku
"ah, baru pertama kali kita bertemu ya , saya jarang berbicara kepada orang dirumah ini , dan saya lebih sering berbicara dengan bi inem , ibumu." jawab putri itu sambil tersenyum.
"saya sedikit terkejut , putri amat pintar berbahasa indonesia." ucapku secara tidak sengaja keluar begitu saja dari mulutku , oh tidak aku telah memanggilnya putri,dia pasti akan marah.
"putri ? apa itu putri?" tanya nya sambil menunjukan wajah penuh penasaran. aku sedikit beruntung dengan keterbatasan bahasa indonesianya itu.
"putri adalah kata lain untuk nyonya. kalau begitu saya permisi." ucapku sambil bergegas meninggalkan kamarnya.
"hei tunggu!" jawab putri itu dari kejauhan yang tidak aku hiraukan sambil menutup kamarnya.
.bersambung.
0 comment:
Posting Komentar